Sabtu, 01 Agustus 2015

Once Upon A Tiime Episode 3 (Bagian 2)

Assalamualaikum Wr., Wb


ONCE UPON A TIME Episode 3 Bagian 2

Prajurit bersiap menusuk dada Snow dan mengambil jantungnya untuk diserahkan pada Ratu.



Dunia Nyata

Sherif bersama Emma dan Mary mencari Doe yang menghilang ke hutan malam itu. Sherif menemukan jejak kaki Doe. Emma meragukannya. Sherif meyakinkannya karena daerah ini adalah dunianya lalu dia melakukan penelusuran sendiri meninggalkan Mary dan Emma.

Emma bilang biasanya orang-orang yang dia cari pasti kabur ke Las Vegas, jadi dia tidak punya pengalaman melakukan pencarian di hutan. Mary bertanya kenapa Emma memilih pekerjaan ‘mencari orang’? Emma jawab dia memilih pekerjaan itu sejauh yang dia ingat. Maksudnya ya dari dulu. Mary penasaran apa yang membuat Emma memulainya? Emma tidak menjawab.

Mary menerka? Mencari orangtuamu? Emma terkejut dengan tebakan Mary. Mary meneruskan, kalau Henry menceritakan kalau Emma mengalami nasib yang sama dengannya, tidak tau siapa orangtuanya. Apa Emma pernah menemukan orangtuanya? Emma cuma jawab, tergantung siapa yang kau tanya. Mungkin maksudnya orang tua kandung atau orang tua angkat. Karena Emma kan pernah diangkat anak oleh seuah keluarga. Setelah keluarga itu punya anak sendiri, Emma dikembalikan ke panti asuhan.
Mereka dikejutkan dengan kedatangan Henry. Ngapain Henry malam-malam ke hutan? Dia tanya apa mereka sudah menemukan Doe? Emma jawab belum dan bilang Henry seharusnya tidak di situ. Henry bilang dia bisa membantu karena dia tau kemana Doe pergi. Mary tanya, “Kemana?”
Henry malah menjawab pertanyaan Mary, “Dia mencarimu.” Tentu aja Mary bingung dengan yang dibilang Henry.

Negeri Dongeng
Snow dipojokkan ke sebuah pohon oleh prajurit Ratu. Seoarang prajurit lain mengambil belati dan bersiap menusuk dada Snow untuk mengambil jantungnya.

Belum sampai belati itu pada Snow, prajurit itu roboh dengan pisau yang menusuk punggungnya. Huft! Ternyata Charming yang melempar pisau itu. Prajurit yang memegang Snow pun melawan Charming. Sedang prajurit lain langsung menaiki kudanya bermaksud untuk kabur. Snow yang melihat ada kuda nganggur (hehehe), berusaha untuk meraihnya tapi dihalangi prajurit.

Charming yang melihat ada prajurit yang kabur langsung mengambil busur dan berusaha memanahnya. Dan, ups! Kena sasaran! Prajurit itu jatuh dari kudanya.

Snow? Sudah naik kuda rampokannya, hehehe. Dia menghampiri Charming dan turun dari kudanya. Dengan ngos-ngosan Snow bilang kalau Charming sudah menyelamatkannya. Charming bilang apa Snow sudah siap untuk menunaikan janijinya membawa Charming mengambil perhiasannya. Ah, Charming tidak membahas Snow yang sudah curang tadi waktu di sungai, isshh. Baik kali Charming ini.


Snow bilang para troll yang membeli perhiasan itu tinggal di tebing berikutnya, mereka harus berhati-hati.
“Troll?” tanya Charming. Aku pun nanya, troll itu apa sih? Siapa sih?
“Kau sehatusnya jangan pernah bertemu mereka.” Jawab Snow. Kayaknya troll itu mengerikan ya?
“Bukannya mereka orang-orang kerdil?” tanya Charming.
“Mereka akan memotong tanganmu begitu mereka mengayunkan pedang.”  Kata Snow menjelaskan.
Mereka pun bersiap menemui troll.

Dunia Nyata

Sherif, Emma dan Mary masih mencari Doe. Sekarang mereka berempat, karena Henry ikut melakukan pencarian. Issh, kalau ketauan emaknya, kena marah lah dia itu!

Henry bicara dengan Mary, “Kau yang membangunkannya. Kau orang terakhir yang dia lihat. Dia ingin menemukanmu.”
Mary bilang bukan itu, tapi pasti Doe kebingungan dan teresat karena dia kan koma udah lama.
“But he loves you!” kata Henry, “Kau harus berhenti mengejarnya, dan biarkan ia datang padamu.”
Emma menyela, “Kau harus pulang. Dimana ibumu? Dia akan membunuhku, lalu kau. Kemudian aku lagi.” Serem kali kata-kata Emma.
Henry bilang ibunya lagi pergi. Emma berniat mengantarnya pulang. Henry langsung berteriak, “No!”
Tiba-tiba Sherif memanggil. Mereka pun menghampiri Sherif yang ternyata menemukan tanda pengenal pasien yang melingkar di tangan Doe jatuh di semak.

Tanda pengenal itu ada bercak darah. Mereka cemas luar biasa.



Negeri Dongeng

Charming dan Snow menunggang kuda menuju jembatan troll. Mendekati jembatan itu mereka turun dari kuda. Snow menghela kuda itu pergi menjauh. “Troll tidak menyukai kuda,” katanya.


Mereka berjalan ke jembatan. Snow mengingatkan Charming untuk tetap tenang. Begitu sampai, Snow meletakkan beberapa keping uang emas di sisi jembatan. Kayaknya itu untuk memancing troll untuk keluar. Hmmm... kayaknya troll itu matre, hehehe.

Dan benar saja. Jauh di bawah jembatan rusak itu, troll mulai memanjat ke atas jembatan. Mereka membawa senjata masing-masing. Snow kaget dengan kedatangan mereka. Apalagi Charming, dia panik. Snow menenangkan kalau dia mengenal para troll.


Seorang troll bicara pada Snow, “Mengapa kau di sini? Kita kan udah ‘loe gue end’!”  Hehehe, maksudnya urusan mereka kan udah selesai.
“Aku ingin melakukan pertukaran lain.” Jawab Snow.         


Troll menunjuk Charming, “Aku tidak mau bicara dengannya. Siapa dia?”
Snow bilang Charming temannya. Oh, bagus kalau begitu, jawab troll. Snow pun mengatakan maksud kedatangannya kalau dia mau membeli kembali perhiasan yang dijualnya.
Troll kayaknya merasa terancam dengan Charming. Dia bertanya siapa Charming sebenarnya. Snow meyakinkan kalau troll jangan kuatir, dia akan mengembalikan semua uang troll. Dia hanya perlu cincinnya dan troll boleh menyimpan perhiasan lainnya. Para troll saling memandang, dan mereka berunding hanya dengan tatapan mata. Mereka akhirnya menyetujui pertukaran itu.
Charming yang senang langsung mengucapkan terima kasih. Eh, ternyata troll tidak suka dengan orang yang sopan. Mereka menganggap kalau ini adalah jebakan.
“No!” teriak Snow menyangkal.
“Dia bangsawan!” teriak troll pada teman-temannya. Hmmm... ternyata troll tidak suka dengan bangsawan. Mereka langsung menyandera Snow. Charming yang berusaha melepaskan Snow malah ikutan dibekuk. Snow masih berusaha menyakinkan troll untuk mempercayai mereka.


Troll tidak terpengaruh, malah menyuruh temannya menggeledah Charming dan mengeluarkan isi tasnya, tidak ada yang berharga kayaknya.  Troll menemukan kalung debu peri dari baju Charming. Tapi karena dia merasa itu bukan emas atau perhiasan yang berharaga, dia mencampakkannya. Dan Charming pun dicampakkan juga.

Eh, tapi-tapi troll menemukan poster ‘Wanted Snow’ dari dalam tas Charming.

Begitu tau kalau itu Snow White, troll tertawa bahagia. Wooh,  mereka langsung ingin membawa Snow pada Ratu. “Sangat berharga,” kata mereka.
Charming yang sudah dilepaskan, berusaha membebaskan Snow. Dia mengambil pedang di dekatnya dan mulai menyerang para troll. Snow yang berhasil lepas langsung memungut kantung perhiasan Charming serta kalung debu perinya dan memakainya. Charming berhasil mendorong seorang troll jatuh dari jembatan.  Dia berusaha meniti jembatan rusak itu dan menyusul Snow yang sudah lari duluan. Tapi ada troll lain yang menangkap kakinya. Dia pun tersungkur dan di seret troll untuk dihabisi.

Snow yang mengira Charming ikut lari bersamanya langsung sadar kalau Charming masih tertinggal di jembatan. Dia melihat Charming dibully, yaelah, dihajar sama troll jadi bingung, mau terus lari atau menolong Charming.

Begitu melihat Charming yang kepalanya mau dipenggal sama troll,  tiba-tiba para troll berubah jadi.... Kecoak! You know? Kecoak! Ternyata Snow menggunakan debu perinya untuk menolong Charming.



Kali ini gantian Charming yang ngomong, “Kau menyelamatkanku.” Satu sama lah mereka. Dia bertanya bagaimana Snow menghadapi Ratu karena debu peri itu sudah habis.
Snow jawab dia akan memikirkan cara lain.” Lagi pula bagaimana aku membiarkan Prince Charming mati?” seloroh Snow.
“Aku punya nama,” jawab Charming. “James.”


“Nice to meet you, James.” Sapa snow tersenyum. Kayaknya benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka nih. Snow langsung mengajak Charming pergi dari situ karena takut troll muncul lebih banyak lagi. Charming mengambil keping uang emas yang diletakkan Snow tadi dan menginjak kecoak jelmaan troll, hehehe.

Dunia Nyata

Sherif dkk. sampai di sungai, di dekat jembatan Toll. Tapi di tulisan ‘toll’ nya di sisipi huruf R antara huruf T dan O, jadi bacanya jembatan troll, hehehe, kayak di dunia dongeng tadi, ya?

Jejak Doe menghilang di tepi sungai. Kalian tau siapa yang menemukan Doe duluan? Yap! Siapa lagi kalau bukan Mary! Dia menemukan Doe terdampar di tepi sungai. Sherif langsung menelpon ambulance. Mereka menggotong Doe ke tempat yang lebih rata.

Mary berusaha membangunkan Doe. Dia bilang, “Aku menemukanmu, kembalilah padaku.”  Kayaknya dia termakan cerita Henry lah, hahaha. Dia mulai percaya.
Emma memeluk Henry agar tidak melihat kondisi Doe yang seperti itu. Mungkin akan menimbulkan trauma kali, ya? Henry kan masih kecil.

Mary melakukan CPR. Karena tidak berhasil, dia memberi nafas buatan pada Doe. Doe terbatuk! Haiyyaa.... ciuman kehidupan yang diagung-agungkan dalam dongeng Snow White memang berhasil.
“Kau menyelamatkanku,” kalimat pertama Doe yang ditujukan untuk Mary. Haisshh, sama dengan di dunia dongeng. Mary tersenyum lega. Emma dan Henry pun sama. Tau komentar Henry? “Dia berhasil membangunkannya.”



Doe berterima kasih. Mary bertanya padanya, “Siapa kau?” Doe jawab tidak tau. “Tidak apa-apa. Kau akan baik-baik saja,” kata Snow.
Doe di bawa kembali ke rumah sakit. Dr. Whale langsung menanganinya. Mereka hanya bisa melihat dari pintu.


 Tiba-tiba ada seorang perempuan berteriak-teriak memanggil dan masuk ke ruangan Doe, “David. David!”

Dr. Whale membawa perempuan itu menjauhkannya dari Doe.  Mary bertanya, “Siapa itu?”
Tiba-tiba Regina menjawab, “Istrinya.” Eh.... kapan Regina datang?
Tentu aja semua kaget, apalagi Mary!


Negeri Dongeng

Snow dan Charming berjalan berdampingan. Kali ini tidak ada wajah tegang dan aroma permusuhan. Yang ada hanya senyum canggung dan malu-malu, hehehe. Charming memberikan kantung uang emasnya pada Snow. Snow memberikan kantung perhiasan yang sudah mereka ambil dari troll.

Charming mengeluarkan cincin ibunya dari kantung itu. Sambil melihat cincin itu dia bilang, “Bukan gayamu.”

“Cuma ada satu cara mengetahuinya.” Snow mengambil cincin itu dan memakainya. Dia memperhatikan cincin yang sudah terpasang di jarinya. Ia tercenung. Ekspresinya mengatakan cincin itu pas dan cocok untuknya. Charming memandang takjub ekspresi Snow.




Tapi Snow sepertinya mengingkari perasaannya dan bilang, “Ya, sama sekali tidak cocok denganku.” Lalu mengembalikannya pada Charming sambil bilang, “Aku yakin tunanganmu akan menyukainya.”
Charming langsung memasukkan cincin itu ke dalam kantung dan menawarkan Snow perhiasan sisanya. Snow menolaknya karena dia sudah mendapatkan uang emas, itu sudah cukup, katanya.
Charming pamit, “Kalau kau membutuhkan sesuatu...” tawar Charming.
Snpw langsung nyambung, “Kau akan menemukanku.” Charming tercenung dengan perkataan Snow, lalu dia bilang, selalu.
“Aku hampir mempercayainya,” kata Snow lagi. Mereka seperti enggan berpisah, hehehe.
“Bye, Snow White,” pamit Charming.
“Bye, Prince Charming,” jawab Snow.
“Sudah kubilang namaku James.” Charming protes.
“Tidak. ‘Charming’ lebih baik.” Snow memilih pergi duluan. Mereka berlawanan arah. Charming memandangi kepergian Snow. Begitu Charming berbalik pergi ke arah istana, giliran Snow yang berbalik memandang punggung Charming yang menjauh. Hehehe, ciri khas orang yang jatuh cinta kan, ya???


Dunia Nyata

Mary memandangi Doe yang lagi dirawat. Regina menjelaskan kalau nama Doe yang sebenarnya itu adalah David Nolan dan perempuan tadi istrinya, Kathryn. Karena Regina melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Kathryn yang sudah bertemu suaminya, Regina memutuskan memaafkan perbuatan Emma dkk. Pada Henry ia bilang akan membicarakan ketidakpatuhan Henry di rumah saja. “Apa kau tau apa itu tidak patuh?” tanyanya pada anaknya. Henry menggeleng. “Itu artinya kau dihukum,” kata Regina. Henry mendadak lemas dan pasrah.


Lalu orang yang diceritakan pun keluar dari ruangan David, Kathryn. Dia mengucapkan terima kasih pada Mary dkk. karena telah menemukan suaminya.
Mary heran apa Kathryn tidak tau kalau selama ini David koma? Kathryn menceritakan kalau beberapa tahun yang lalu rumah tangga mereka bermasalah. Tapi dia menyadari kalau semua itu salahnya, dia egois dan tidak mendukung suaminya. Dia meminta suaminya pergi saja kalau tidak suka dengan apa yang dilakukannya. David melakukannya, dia meninggalkan Kathryn. Dan Kathryn tidak mencegahnya. Menurutnya , itu adalah kesalahan terburuk yang dia lakukan.


Emma tanya apa Kathryn tidak mencari suaminya. Kathryn mengira David pergi meninggalkan Storybrooke. Sekarang dia tahu sebabnya dia tidak mendapatkan kabar tentang suaminya. Dia ingin meminta maaf pada David karena sekarang mereka mendapatkan kesempatan ke dua. Emma tersenyum. Mary pun ikut senang, walaupun ekspresinya itu mengatakan lain. Henry menyimak semua percakapan orang-orang dewasa itu.

Dr. Whale keluar dan mengatakan kalau ini adalah keajaiban. Secara fisik, David baik-baik saja. Hanya ingatannya yang bermasalah, membutuhkan waktu untuk mengembalikannya. Mary penasaran apa yang membuat David sadar? Dokter bilang itu masalahnya, tidak ada penjelasan. Sesuatu terbersit di dirinya.

Emma menyela, “Dia bangun begitu saja dan memutuskan untuk jalan-jalan?” Hahaha.

“Dia bangun dan mengigau dan insting pertamanya adalah seperti pergi menemukan sesuatu.” Jelas dokter.
“Seseorang.” Sambung Henry. Haisssh, semua teori dan dugaan sesuai dengan apa yang dibilang Henry. Regina melirik anaknya dengan tidak senang. Tidak ada yang menanggapi perkataan anak kecil itu. Ya iyalah, anak kecil pula!
Kathryn meminta ijin dokter untuk melihat suaminya. Dokter mengijinkannya. Regina mengajak Henry pulang. Henry menurut tapi dia kembali mengambil ranselnya. Mary melihat ke ruangan David dengan pandangan yang sepertinya tidak rela.
Henry yang sudah mengambil ranselnya, waktu melewati Mary dia bilang, “Jangan percaya mereka, kau adalah orang yang dia cari.”
“Henry,” kata Mary untuk menghentikan khayalan tingkat tinggi anak imut-imut itu.


“Dia ingin pergi ke jembatan troll, seperti di akhir cerita.” Kata Henry menjelaskan imajinasinya.
“Henry, dia pergi ke sana karena itu adalah hal terakhir yang kubacakan padanya.”
“Tidak, itu karena kalian ditakdirkan bersama.” Henry ngotot. Mary terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Regina memanggil anaknya. Henry pun pergi dengan ibunya. Mary masih saja melihat Kathryn bersama David. Emma tampak berpikir dan menyusul Regina. Regina menyuruh anaknya menunggu di mobil. Regina langsung bicara, “Nona Swan, aku tidak menyalahkanmu di sana tadi, jangan mempersoalkannya.”
Emma minta maaf karena dia merasa cerita tentang Ny. Nolan (Kathryn) adalah omong kosong. Karena selama ini John Doe koma, tidak ada yang memberitakannya di media. Tidak ada yang mencarinya. Ada yang tidak beres di sini.
“Apa lagi yang masuk akal bagimu? Mengapa Ny. Nolan berbohong? Oh, kau kira aku merapal mantera untuknya?” Kata Regina menyudutkan Emma. Tapi, kayaknya benar ya? Sesuai teori Henry, soal kutukan itu. Kayaknya aku pun mulai percaya deh sama Henry.


Emma berpikir agak aneh karena Regina menjadi kontak darurat David selama setahun, dan Regina baru menemukan isterinya, sekarang?
“Kota ini lebih besar dari yang kau pikirkan. Mungkin saja ada yang tersesat atau terjadnya hal buruk.” Kata Regina. Emma masih tidak percaya.
Regina mengucapkan terima kasih pada Emma karena Emma menemukan rekaman itu. Sungguh jenius. Dia bersama timnya melihat rekaman sebelum David bangun, kalau David mengigau dan memanggil nama Kathryn. Dia berpikir kalau Emma dan Mary pasti senang karena cinta sejati menang. Kalau bukan karena mereka berdua pasti david dan Kathryn masih hidup dalam kesendirian. Itu sebabnya dia memaafkan sikap Emma yang kasar. Karena itu mengingatkannya pada sesuatu yang sangat penting, yaitu dia bersyukur karena memiliki Henry. Tidak memiliki seseorang itu adalah kutukan terburuk yang pernah dibayangkan.” Emma cuma bisa terdiam mendengar kata-kata Regina yang menyindir dirinya.
Mary masih di depan ruangan David. Ia melihat David dan Kathryn berpelukan. Tiba-tiba David melihat Mary.


Mereka bertatapan agak lama. Mary mencoba tersenyum, lalu dia tertunduk dan memainkan cincinnya. Eh, cincin itu kan cincin ibu Charming? Kok bisa sama Mary ya? Cara Mary memainkan cincin itu mengingatkan aku sama si psikopat Lee Jae Kyung (drama Korea, My Love From the Star), si Jae Kyung suka kali memutar-mutar cincinnya yang berbentuk paku.

***
Setiba di rumah, Mary masih merenung sambil memainkan cincinnya. Kayaknya dia patah hati deh.

Seseorang mengetuk pintu. Ternyata Emma yang datang, dia bertanya apa tawaran tumpangan kamar di rumah Mary itu masih berlaku? Mary tersenyum mengangguk. Emma pun masuk. Kayaknya Emma memutuskan untuk tinggal lama di Storybrooke.


Cuap-cuapku:

Huft! Lega! Menuliskan kembali episode ini sungguh melelahkan. Banyak adegan yang tidak bisa dilewatkan. Banyak kalimat yang tidak bisa diabaikan. Begitu aku putuskan men-skip kalimat di suatu adegan, eh ternyata di adegan berikutnya, kalimat sebelumnya itu sangat penting, jadi aku harus memutar ulang sampe menemukan di adegan mana kalimat itu tadi, dan harus dituliskan. Episode ini begitu padat dan banyak detail. Di dua episode sebelumnya aku hanya meng-capture 140-150 gambar. Di episode ini hampir mendekati 200 gambar. Capek? Yap! Makanya aku salut buat para Unnie yang konsisten menulis sinopsis drama Korea. Kalian keren!

Episode 3 ini berjudul ‘Snow Fall’.  Kalau diartikan gitu aja, artinya salju turun atau turun salju ya? Maklumlah aku nggak pintar bahasa Inggris dan nggak mengerti filosofi di balik sebuah judul.
Menurutku, ‘Snow Fall’ di sini bukan salju turun, karena tidak ada satu adegan pun yang ada saljunya.  Jadi, Snow Fall di sini bisa aku artikan:
  • Snow jatuh dari kuda saat Charming mencoba menghentikan Snow yang mencuri perhiasannya. Dan itu adalah pertemuan pertama mereka.
  • Snow ‘Fall in Love’ pada Charming. Di episode ini terlihat Snow mulai jatuh cinta pada Charming. Begitu juga dengan Mary yang mulai merasakan ‘sesuatu’ pada Doe/David, tapi dia belum menyadarinya.

Itu sih menurutku. Menurut Sahabat?

Wassalam.


>> Episode 4 Bag 1