Assalamualaikum Wr., Wb
ONCE UPON A TIME Episode 3 Bagian 2
Prajurit bersiap menusuk dada
Snow dan mengambil jantungnya untuk diserahkan pada Ratu.
Dunia
Nyata
Sherif bersama Emma dan Mary
mencari Doe yang menghilang ke hutan malam itu. Sherif menemukan jejak kaki
Doe. Emma meragukannya. Sherif meyakinkannya karena daerah ini adalah dunianya
lalu dia melakukan penelusuran sendiri meninggalkan Mary dan Emma.
Emma bilang biasanya orang-orang
yang dia cari pasti kabur ke Las Vegas, jadi dia tidak punya pengalaman
melakukan pencarian di hutan. Mary bertanya kenapa Emma memilih pekerjaan
‘mencari orang’? Emma jawab dia memilih pekerjaan itu sejauh yang dia ingat.
Maksudnya ya dari dulu. Mary penasaran apa yang membuat Emma memulainya? Emma
tidak menjawab.
Mary menerka? Mencari orangtuamu?
Emma terkejut dengan tebakan Mary. Mary meneruskan, kalau Henry menceritakan
kalau Emma mengalami nasib yang sama dengannya, tidak tau siapa orangtuanya.
Apa Emma pernah menemukan orangtuanya? Emma cuma jawab, tergantung siapa yang
kau tanya. Mungkin maksudnya orang tua kandung atau orang tua angkat. Karena
Emma kan pernah diangkat anak oleh seuah keluarga. Setelah keluarga itu punya
anak sendiri, Emma dikembalikan ke panti asuhan.
Mereka dikejutkan dengan
kedatangan Henry. Ngapain Henry malam-malam ke hutan? Dia tanya apa mereka
sudah menemukan Doe? Emma jawab belum dan bilang Henry seharusnya tidak di
situ. Henry bilang dia bisa membantu karena dia tau kemana Doe pergi. Mary
tanya, “Kemana?”
Henry malah menjawab pertanyaan
Mary, “Dia mencarimu.” Tentu aja Mary bingung dengan yang dibilang Henry.
Negeri
Dongeng
Snow dipojokkan ke sebuah pohon
oleh prajurit Ratu. Seoarang prajurit lain mengambil belati dan bersiap menusuk
dada Snow untuk mengambil jantungnya.
Belum sampai belati itu pada
Snow, prajurit itu roboh dengan pisau yang menusuk punggungnya. Huft! Ternyata
Charming yang melempar pisau itu. Prajurit yang memegang Snow pun melawan
Charming. Sedang prajurit lain langsung menaiki kudanya bermaksud untuk kabur.
Snow yang melihat ada kuda nganggur (hehehe), berusaha untuk meraihnya tapi dihalangi
prajurit.
Charming yang melihat ada
prajurit yang kabur langsung mengambil busur dan berusaha memanahnya. Dan, ups!
Kena sasaran! Prajurit itu jatuh dari kudanya.
Snow? Sudah naik kuda
rampokannya, hehehe. Dia menghampiri Charming dan turun dari kudanya. Dengan
ngos-ngosan Snow bilang kalau Charming sudah menyelamatkannya. Charming bilang
apa Snow sudah siap untuk menunaikan janijinya membawa Charming mengambil
perhiasannya. Ah, Charming tidak membahas Snow yang sudah curang tadi waktu di
sungai, isshh. Baik kali Charming ini.
Snow bilang para troll yang
membeli perhiasan itu tinggal di tebing berikutnya, mereka harus berhati-hati.
“Troll?” tanya Charming. Aku pun
nanya, troll itu apa sih? Siapa sih?
“Kau sehatusnya jangan pernah
bertemu mereka.” Jawab Snow. Kayaknya troll itu mengerikan ya?
“Bukannya mereka orang-orang
kerdil?” tanya Charming.
“Mereka akan memotong tanganmu
begitu mereka mengayunkan pedang.” Kata
Snow menjelaskan.
Mereka pun bersiap menemui troll.
Dunia
Nyata
Sherif, Emma dan Mary masih
mencari Doe. Sekarang mereka berempat, karena Henry ikut melakukan pencarian.
Issh, kalau ketauan emaknya, kena marah lah dia itu!
Henry bicara dengan Mary, “Kau
yang membangunkannya. Kau orang terakhir yang dia lihat. Dia ingin
menemukanmu.”
Mary bilang bukan itu, tapi pasti
Doe kebingungan dan teresat karena dia kan koma udah lama.
“But he loves you!” kata Henry,
“Kau harus berhenti mengejarnya, dan biarkan ia datang padamu.”
Emma menyela, “Kau harus pulang.
Dimana ibumu? Dia akan membunuhku, lalu kau. Kemudian aku lagi.” Serem kali
kata-kata Emma.
Henry bilang ibunya lagi pergi.
Emma berniat mengantarnya pulang. Henry langsung berteriak, “No!”
Tiba-tiba Sherif memanggil.
Mereka pun menghampiri Sherif yang ternyata menemukan tanda pengenal pasien
yang melingkar di tangan Doe jatuh di semak.
Tanda pengenal itu ada bercak
darah. Mereka cemas luar biasa.
Negeri
Dongeng
Charming dan Snow menunggang kuda
menuju jembatan troll. Mendekati jembatan itu mereka turun dari kuda. Snow
menghela kuda itu pergi menjauh. “Troll tidak menyukai kuda,” katanya.
Mereka berjalan ke jembatan. Snow
mengingatkan Charming untuk tetap tenang. Begitu sampai, Snow meletakkan
beberapa keping uang emas di sisi jembatan. Kayaknya itu untuk memancing troll
untuk keluar. Hmmm... kayaknya troll itu matre, hehehe.
Dan benar saja. Jauh di bawah
jembatan rusak itu, troll mulai memanjat ke atas jembatan. Mereka membawa
senjata masing-masing. Snow kaget dengan kedatangan mereka. Apalagi Charming,
dia panik. Snow menenangkan kalau dia mengenal para troll.
Seorang troll bicara pada Snow,
“Mengapa kau di sini? Kita kan udah ‘loe gue end’!” Hehehe, maksudnya urusan mereka kan udah
selesai.
“Aku ingin
melakukan pertukaran lain.” Jawab Snow.
Troll menunjuk Charming, “Aku
tidak mau bicara dengannya. Siapa dia?”
Snow bilang Charming temannya.
Oh, bagus kalau begitu, jawab troll. Snow pun mengatakan maksud kedatangannya
kalau dia mau membeli kembali perhiasan yang dijualnya.
Troll kayaknya merasa terancam
dengan Charming. Dia bertanya siapa Charming sebenarnya. Snow meyakinkan kalau
troll jangan kuatir, dia akan mengembalikan semua uang troll. Dia hanya perlu
cincinnya dan troll boleh menyimpan perhiasan lainnya. Para troll saling
memandang, dan mereka berunding hanya dengan tatapan mata. Mereka akhirnya
menyetujui pertukaran itu.
Charming yang senang langsung
mengucapkan terima kasih. Eh, ternyata troll tidak suka dengan orang yang
sopan. Mereka menganggap kalau ini adalah jebakan.
“No!” teriak Snow menyangkal.
“Dia bangsawan!” teriak troll
pada teman-temannya. Hmmm... ternyata troll tidak suka dengan bangsawan. Mereka
langsung menyandera Snow. Charming yang berusaha melepaskan Snow malah ikutan
dibekuk. Snow masih berusaha menyakinkan troll untuk mempercayai mereka.
Troll tidak terpengaruh, malah
menyuruh temannya menggeledah Charming dan mengeluarkan isi tasnya, tidak ada
yang berharga kayaknya. Troll menemukan
kalung debu peri dari baju Charming. Tapi karena dia merasa itu bukan emas atau
perhiasan yang berharaga, dia mencampakkannya. Dan Charming pun dicampakkan
juga.
Eh, tapi-tapi troll menemukan
poster ‘Wanted Snow’ dari dalam tas Charming.
Begitu tau kalau itu Snow White,
troll tertawa bahagia. Wooh, mereka
langsung ingin membawa Snow pada Ratu. “Sangat berharga,” kata mereka.
Charming yang sudah dilepaskan,
berusaha membebaskan Snow. Dia mengambil pedang di dekatnya dan mulai menyerang
para troll. Snow yang berhasil lepas langsung memungut kantung perhiasan
Charming serta kalung debu perinya dan memakainya. Charming berhasil mendorong
seorang troll jatuh dari jembatan. Dia
berusaha meniti jembatan rusak itu dan menyusul Snow yang sudah lari duluan.
Tapi ada troll lain yang menangkap kakinya. Dia pun tersungkur dan di seret
troll untuk dihabisi.
Snow yang mengira Charming ikut
lari bersamanya langsung sadar kalau Charming masih tertinggal di jembatan. Dia
melihat Charming dibully, yaelah, dihajar sama troll jadi bingung, mau terus
lari atau menolong Charming.
Begitu melihat Charming yang
kepalanya mau dipenggal sama troll, tiba-tiba para troll berubah jadi.... Kecoak!
You know? Kecoak! Ternyata Snow menggunakan debu perinya untuk menolong
Charming.
Kali ini gantian Charming yang
ngomong, “Kau menyelamatkanku.” Satu sama lah mereka. Dia bertanya bagaimana
Snow menghadapi Ratu karena debu peri itu sudah habis.
Snow jawab dia akan memikirkan
cara lain.” Lagi pula bagaimana aku membiarkan Prince Charming mati?” seloroh
Snow.
“Aku punya nama,” jawab Charming.
“James.”
“Nice to meet you, James.” Sapa
snow tersenyum. Kayaknya benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka nih.
Snow langsung mengajak Charming pergi dari situ karena takut troll muncul lebih
banyak lagi. Charming mengambil keping uang emas yang diletakkan Snow tadi dan
menginjak kecoak jelmaan troll, hehehe.
Dunia
Nyata
Sherif dkk. sampai di sungai, di
dekat jembatan Toll. Tapi di tulisan ‘toll’ nya di sisipi huruf R antara huruf
T dan O, jadi bacanya jembatan troll, hehehe, kayak di dunia dongeng tadi, ya?
Jejak Doe menghilang di tepi
sungai. Kalian tau siapa yang menemukan Doe duluan? Yap! Siapa lagi kalau bukan
Mary! Dia menemukan Doe terdampar di tepi sungai. Sherif langsung menelpon
ambulance. Mereka menggotong Doe ke tempat yang lebih rata.
Mary berusaha membangunkan Doe.
Dia bilang, “Aku menemukanmu, kembalilah padaku.” Kayaknya dia termakan cerita Henry lah,
hahaha. Dia mulai percaya.
Emma memeluk Henry agar tidak
melihat kondisi Doe yang seperti itu. Mungkin akan menimbulkan trauma kali, ya?
Henry kan masih kecil.
Mary melakukan CPR. Karena tidak
berhasil, dia memberi nafas buatan pada Doe. Doe terbatuk! Haiyyaa.... ciuman
kehidupan yang diagung-agungkan dalam dongeng Snow White memang berhasil.
“Kau menyelamatkanku,” kalimat
pertama Doe yang ditujukan untuk Mary. Haisshh, sama dengan di dunia dongeng.
Mary tersenyum lega. Emma dan Henry pun sama. Tau komentar Henry? “Dia berhasil
membangunkannya.”
Doe berterima kasih. Mary
bertanya padanya, “Siapa kau?” Doe jawab tidak tau. “Tidak apa-apa. Kau akan
baik-baik saja,” kata Snow.
Doe di bawa kembali ke rumah
sakit. Dr. Whale langsung menanganinya. Mereka hanya bisa melihat dari pintu.
Tiba-tiba ada seorang perempuan
berteriak-teriak memanggil dan masuk ke ruangan Doe, “David. David!”
Dr. Whale membawa perempuan itu
menjauhkannya dari Doe. Mary bertanya,
“Siapa itu?”
Tiba-tiba Regina menjawab,
“Istrinya.” Eh.... kapan Regina datang?
Tentu aja semua kaget, apalagi
Mary!
Negeri
Dongeng
Snow dan Charming berjalan
berdampingan. Kali ini tidak ada wajah tegang dan aroma permusuhan. Yang ada
hanya senyum canggung dan malu-malu, hehehe. Charming memberikan kantung uang
emasnya pada Snow. Snow memberikan kantung perhiasan yang sudah mereka ambil
dari troll.
Charming mengeluarkan cincin
ibunya dari kantung itu. Sambil melihat cincin itu dia bilang, “Bukan gayamu.”
“Cuma ada satu cara
mengetahuinya.” Snow mengambil cincin itu dan memakainya. Dia memperhatikan
cincin yang sudah terpasang di jarinya. Ia tercenung. Ekspresinya mengatakan
cincin itu pas dan cocok untuknya. Charming memandang takjub ekspresi Snow.
Tapi Snow sepertinya mengingkari
perasaannya dan bilang, “Ya, sama sekali tidak cocok denganku.” Lalu
mengembalikannya pada Charming sambil bilang, “Aku yakin tunanganmu akan menyukainya.”
Charming langsung memasukkan
cincin itu ke dalam kantung dan menawarkan Snow perhiasan sisanya. Snow
menolaknya karena dia sudah mendapatkan uang emas, itu sudah cukup, katanya.
Charming pamit, “Kalau kau
membutuhkan sesuatu...” tawar Charming.
Snpw langsung nyambung, “Kau akan
menemukanku.” Charming tercenung dengan perkataan Snow, lalu dia bilang,
selalu.
“Aku hampir mempercayainya,” kata
Snow lagi. Mereka seperti enggan berpisah, hehehe.
“Bye, Snow White,” pamit
Charming.
“Bye, Prince Charming,” jawab
Snow.
“Sudah kubilang namaku James.”
Charming protes.
“Tidak. ‘Charming’ lebih baik.”
Snow memilih pergi duluan. Mereka berlawanan arah. Charming memandangi
kepergian Snow. Begitu Charming berbalik pergi ke arah istana, giliran Snow
yang berbalik memandang punggung Charming yang menjauh. Hehehe, ciri khas orang
yang jatuh cinta kan, ya???
Dunia
Nyata
Mary memandangi Doe yang lagi
dirawat. Regina menjelaskan kalau nama Doe yang sebenarnya itu adalah David
Nolan dan perempuan tadi istrinya, Kathryn. Karena Regina melihat kebahagiaan
yang terpancar di wajah Kathryn yang sudah bertemu suaminya, Regina memutuskan
memaafkan perbuatan Emma dkk. Pada Henry ia bilang akan membicarakan
ketidakpatuhan Henry di rumah saja. “Apa kau tau apa itu tidak patuh?” tanyanya
pada anaknya. Henry menggeleng. “Itu artinya kau dihukum,” kata Regina. Henry
mendadak lemas dan pasrah.
Lalu orang yang diceritakan pun
keluar dari ruangan David, Kathryn. Dia mengucapkan terima kasih pada Mary dkk.
karena telah menemukan suaminya.
Mary heran apa Kathryn tidak tau
kalau selama ini David koma? Kathryn menceritakan kalau beberapa tahun yang
lalu rumah tangga mereka bermasalah. Tapi dia menyadari kalau semua itu
salahnya, dia egois dan tidak mendukung suaminya. Dia meminta suaminya pergi
saja kalau tidak suka dengan apa yang dilakukannya. David melakukannya, dia
meninggalkan Kathryn. Dan Kathryn tidak mencegahnya. Menurutnya , itu adalah
kesalahan terburuk yang dia lakukan.
Emma tanya apa Kathryn tidak
mencari suaminya. Kathryn mengira David pergi meninggalkan Storybrooke.
Sekarang dia tahu sebabnya dia tidak mendapatkan kabar tentang suaminya. Dia
ingin meminta maaf pada David karena sekarang mereka mendapatkan kesempatan ke
dua. Emma tersenyum. Mary pun ikut senang, walaupun ekspresinya itu mengatakan
lain. Henry menyimak semua percakapan orang-orang dewasa itu.
Dr. Whale keluar dan mengatakan
kalau ini adalah keajaiban. Secara fisik, David baik-baik saja. Hanya
ingatannya yang bermasalah, membutuhkan waktu untuk mengembalikannya. Mary
penasaran apa yang membuat David sadar? Dokter bilang itu masalahnya, tidak ada
penjelasan. Sesuatu terbersit di dirinya.
Emma menyela, “Dia bangun begitu
saja dan memutuskan untuk jalan-jalan?” Hahaha.
“Dia bangun dan mengigau dan
insting pertamanya adalah seperti pergi menemukan sesuatu.” Jelas dokter.
“Seseorang.” Sambung Henry.
Haisssh, semua teori dan dugaan sesuai dengan apa yang dibilang Henry. Regina
melirik anaknya dengan tidak senang. Tidak ada yang menanggapi perkataan anak
kecil itu. Ya iyalah, anak kecil pula!
Kathryn meminta ijin dokter untuk
melihat suaminya. Dokter mengijinkannya. Regina mengajak Henry pulang. Henry
menurut tapi dia kembali mengambil ranselnya. Mary melihat ke ruangan David
dengan pandangan yang sepertinya tidak rela.
Henry yang sudah mengambil
ranselnya, waktu melewati Mary dia bilang, “Jangan percaya mereka, kau adalah
orang yang dia cari.”
“Henry,” kata Mary untuk
menghentikan khayalan tingkat tinggi anak imut-imut itu.
“Dia ingin pergi ke jembatan
troll, seperti di akhir cerita.” Kata Henry menjelaskan imajinasinya.
“Henry, dia pergi ke sana karena
itu adalah hal terakhir yang kubacakan padanya.”
“Tidak, itu karena kalian
ditakdirkan bersama.” Henry ngotot. Mary terdiam tidak bisa berkata apa-apa
lagi.
Regina memanggil anaknya. Henry
pun pergi dengan ibunya. Mary masih saja melihat Kathryn bersama David. Emma
tampak berpikir dan menyusul Regina. Regina menyuruh anaknya menunggu di mobil.
Regina langsung bicara, “Nona Swan, aku tidak menyalahkanmu di sana tadi,
jangan mempersoalkannya.”
Emma minta maaf karena dia merasa
cerita tentang Ny. Nolan (Kathryn) adalah omong kosong. Karena selama ini John
Doe koma, tidak ada yang memberitakannya di media. Tidak ada yang mencarinya.
Ada yang tidak beres di sini.
“Apa lagi yang masuk akal bagimu?
Mengapa Ny. Nolan berbohong? Oh, kau kira aku merapal mantera untuknya?” Kata
Regina menyudutkan Emma. Tapi, kayaknya benar ya? Sesuai teori Henry, soal
kutukan itu. Kayaknya aku pun mulai percaya deh sama Henry.
Emma berpikir agak aneh karena
Regina menjadi kontak darurat David selama setahun, dan Regina baru menemukan
isterinya, sekarang?
“Kota ini lebih besar dari yang
kau pikirkan. Mungkin saja ada yang tersesat atau terjadnya hal buruk.” Kata
Regina. Emma masih tidak percaya.
Regina mengucapkan terima kasih
pada Emma karena Emma menemukan rekaman itu. Sungguh jenius. Dia bersama timnya
melihat rekaman sebelum David bangun, kalau David mengigau dan memanggil nama
Kathryn. Dia berpikir kalau Emma dan Mary pasti senang karena cinta sejati
menang. Kalau bukan karena mereka berdua pasti david dan Kathryn masih hidup
dalam kesendirian. Itu sebabnya dia memaafkan sikap Emma yang kasar. Karena itu
mengingatkannya pada sesuatu yang sangat penting, yaitu dia bersyukur karena
memiliki Henry. Tidak memiliki seseorang itu adalah kutukan terburuk yang
pernah dibayangkan.” Emma cuma bisa terdiam mendengar kata-kata Regina yang
menyindir dirinya.
Mary masih di depan ruangan
David. Ia melihat David dan Kathryn berpelukan. Tiba-tiba David melihat Mary.
Mereka bertatapan agak lama. Mary
mencoba tersenyum, lalu dia tertunduk dan memainkan cincinnya. Eh, cincin itu
kan cincin ibu Charming? Kok bisa sama Mary ya? Cara Mary memainkan cincin itu
mengingatkan aku sama si psikopat Lee Jae Kyung (drama Korea, My Love From the
Star), si Jae Kyung suka kali memutar-mutar cincinnya yang berbentuk paku.
***
Setiba di rumah, Mary masih merenung
sambil memainkan cincinnya. Kayaknya dia patah hati deh.
Seseorang mengetuk pintu.
Ternyata Emma yang datang, dia bertanya apa tawaran tumpangan kamar di rumah
Mary itu masih berlaku? Mary tersenyum mengangguk. Emma pun masuk. Kayaknya Emma
memutuskan untuk tinggal lama di Storybrooke.
Cuap-cuapku:
Huft! Lega! Menuliskan kembali
episode ini sungguh melelahkan. Banyak adegan yang tidak bisa dilewatkan.
Banyak kalimat yang tidak bisa diabaikan. Begitu aku putuskan men-skip kalimat
di suatu adegan, eh ternyata di adegan berikutnya, kalimat sebelumnya itu sangat
penting, jadi aku harus memutar ulang sampe menemukan di adegan mana kalimat
itu tadi, dan harus dituliskan. Episode ini begitu padat dan banyak detail. Di
dua episode sebelumnya aku hanya meng-capture 140-150 gambar. Di episode ini
hampir mendekati 200 gambar. Capek? Yap! Makanya aku salut buat para Unnie yang
konsisten menulis sinopsis drama Korea. Kalian keren!
Episode 3 ini berjudul ‘Snow
Fall’. Kalau diartikan gitu aja, artinya
salju turun atau turun salju ya? Maklumlah aku nggak pintar bahasa Inggris dan
nggak mengerti filosofi di balik sebuah judul.
Menurutku, ‘Snow Fall’ di sini
bukan salju turun, karena tidak ada satu adegan pun yang ada saljunya. Jadi, Snow Fall di sini bisa aku artikan:
- Snow jatuh dari kuda saat Charming mencoba menghentikan Snow yang mencuri perhiasannya. Dan itu adalah pertemuan pertama mereka.
- Snow ‘Fall in Love’ pada Charming. Di episode ini terlihat Snow mulai jatuh cinta pada Charming. Begitu juga dengan Mary yang mulai merasakan ‘sesuatu’ pada Doe/David, tapi dia belum menyadarinya.
Itu sih menurutku. Menurut
Sahabat?
Wassalam.
>> Episode 4 Bag 1
Ulasannya sangat menarik, detail dan disertai gambar. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
BalasHapus