Minggu, 05 Januari 2014

Cerpen: PENANTIAN CINTA (Bagian 3)



Revan melihat genangan air mata di sudut mata kanan Rani. Genangan itu perlahan turun ke wajah Rani. Ia terkejut dan bangkit dari duduknya. Lalu dengan lembut ia  menepuk-nepuk pipi Rani.
“Rani, buka matamu. Aku datang, Sayang.”
Perlahan Rani membuka matanya. Revan pun mengucap syukur berulang kali.
“Sayang, ini aku, Mas Revan.”
“Mas…,” Rani berbisik pelan. Tangan kanannya terangkat. Revan langsung menggenggamnya.
“Ya, ini Mas Revan, suami kamu.”
“Su… suamiku?”
“Ya, aku... aku mencintaimu.”
Air mata Rani mengalir lagi. Revan memeluknya, lalu mengecup kening  Rani dengan lembut.
“Alhamdulillah kamu sudah bangun, Sayang. Maaf, kalau selama ini aku mengabaikan dan membuatmu menunggu terlalu lama. Sekarang aku akan tetap berada di sisimu, karena itu kamu harus sembuh,” Revan memandang Rani dengan haru.
Rani mengangguk pelan dan tersenyum.
***
            Sekuntum mawar merah merekah di sebuah jambangan di atas meja rias.  Berjejer dengan beberapa foto mesra. Foto Rani dan Revan. Revan memandanginya satu per satu. Tak lama kemudian, seseorang memeluknya dari belakang. “ Hai, Tampan …. “
            “ Hai, juga Cantik.” Revan menjawab sambil mengecup pipi Rani.
“Hari ini kita jadi ke Parapat kan, Mas? Lihat Danau Toba?”
“Jadi dong. Sudah siap?”
            Yang ditanya mengangguk mantap dan tersenyum, manis sekali.
                                                           
                                                                -Selesai-

0 komentar:

Posting Komentar